Fenomena globalisasi telah menampakkan dua wajah yang berbeda, hal ini dapat dilihat dari dampak negatif dan dampak positif dari globalisasi itu sendiri.

Dampak negative yang sudah terlihat jelas sekarang ini adalah budaya konsumerisme dan adanya produk โ€“ produk yang berasal dari luar atau barat telah menjamur di dalam kawasan lokal. Dampak postif dari globalisasi sendiri yaitu sistem pemerintahan yang dijalankan saat ini lebih demokratis dan terbuka, terbukanya pasar internasional sehingga meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara, selain itu kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti dalam perkembangan tekhnologi saat ini, dengan cara mengambil sisi positifnya dan menggunakan internet secara baik dan benar sesuai dengan aturan.

Pengaruh yang ditimbulkan dari globalisasi tersebut utamanya pengaruh yang bersifat negatif cepat ataupun lambat harus ditemukan jalan keluarnya agar masalah yang timbul dari globalisasi dapat dieliminir. Jalan keluar yang dimaksud yaitu dengan menerapkan Corporate Social Responbility ( Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ).

Karena dengan adanya CSR diharapkan perusahaan โ€“ perusahaan yang ada di kawasan lokal dapat bersaing dengan perusahaan โ€“ perusahaan asing yang sebagian besar telah berdiri di wilayah Indonesia ini. Dengan adanya CSR , kita menjadi lebih memahami bagaimana agar produk dalam negri atau yang berasal dari lokal dapat mempunyai kemampuan untuk menjadi produk nomor satu Corporate Social Responbility juga tidak terlepas dari adanya komponen man ( manusia ).

Keberadaan komponen ini sangat penting , karena tanpa adanya manusia yang mempunyai SDM dan skill yang baik serta mumpuni maka tak ayal negara kita ini akan tergerus arus globalisasi dan ketinggalan jaman.

Implikasi Terhadap Global Corporation #

Di era globalisasi ini CSR bukan hanya kegiatan sosial untuk memberdayakan masyarakat tetapi juga menjadi salah satu strategi bisnis yang efektif. Karena semakin banyak perusahaan yang menempatkan masalah-masalah sosial sebagai inti dari strategi pemasarannya.

tanggung jawab sosial perusahaan sangat diperlukan dalam era globalisasi ini. Mengingat kesenjangan sosial dalam masyarakat sangat besar akibat globalisasi, perusahaan diharapkan dapat melaksanakan tanggung jawabnya untuk mengurangi kesenjangan yang ada. Karena pada dasarnya, CSR tidak hanya menguntungkan bagi masyarakat tetapi juga menguntungkan bagi perusahaan. Oleh sebab itu, CSR tidak lagi dimaknai sebagai tuntutan moral tetapi harus diyakini sebagai kewajiban perusahaan yang harus dilaksanakan. Sehingga harapannya kesejahteraan masyarakat dapat tercapai dengan adanya perbaikan kualitas hidup yang didukung oleh perusahaan.

Merefleksikan Potential dan Keterbatasan CSR dalam Konteks Global #

CSR memiliki kelemahan dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat dan pemerintahan. Perusahaan semestinya memperoleh manfaat yang besar dari relasi dengan masyarakat dan pemerintahan yang lebih baik: berkurangnya biaya operasional, tidak banyak korupsi, meningkatnya reputasi perusahaan, dan seterusnya.

Negara penyelenggara semestinya juga memperoleh manfaat yang besar dari peningkatan sumber daya manusia dan pemerintahan, dalam kerangka meningkatnya investasi swasta, meningkatnya tingkat pendidikan, pelayanan publik yang lebih baik dan seterusnya. Namun demikian, perusahaan nampak enggan mengatasi isyu-isyu pemerintahan, sementara pendekatannya melalui pengembangan masyarakat seringkali tidak efektif.

Berikut adalah dua alasan mendasar mengapa perusahaan multinasional gagal mengatasi persoalan pembangunan dan pemerintahan secara efektif.

  1. Business case for CSR yakni, memanfaatkan inisiatif sosial untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. batas satuan inisiatif untuk dapat mencapai masyarakat yang lebih luas.
  2. Perusahaan multinasional seringkali gagal mengenali secara penuh lingkup interaksi mereka dengan masyarakat dan politik, dan mereka tidak mau menerima tanggung jawab terhadap isyu-isyu di level makro โ€“ isyu-isyu yang berkaitan dengan dampak industri mereka terhadap masyarakat luas.

Banyak inisiatif sukarela perusahaan gagal karena mereka tidak mendengar stakeholders-nya dengan baik. Keterlibatan pemangku kepentingan seringkali dangkal dan singkat, perusahaan mungkin mendengarkan stakeholder-nya dengan daya tawar yang lebih besar dengan prioritas kepentingan perusahaannya daripada memperhatikan stakeholder-nya. Sehingga masalah krusial berikutnya adalah keputusan mengenai inisiatif sosial dan lingkungan seringkali dilakukan untuk mencapai prioritas perusahaan daripada stakeholder, yang akhirnya mengarah pada terbatasnya kemampuan CSR memberi manfaat signifikan kepada stakeholder.


Jika ada kesalahan penulisan, salah ketik, atau juga kurang tepat dalam penulisannya, beritahu kami melalui komentar atau jika berkenan untuk menghubungi kami melalui halaman contact.


Adhi Wijaya avatar

Bukan blogger tapi ngeblog, bukan programmer tapi suka utak-atik koding.

Support Me
Comment: