TABLE OF CONTENT

Malam itu udara begitu dingin menusuk sampai ketulang, walaupun tempat ini adalah dataran rendah, tapi rasa dinginnya seperti didaerah pegunungan. Kulihat jam cuaca di hp menunjukkan suhu 18 derajat celcius, belum lagi malam itu rintik-rintik hujan mulai turun. Walaupun begitu aku tetap memaksakan diri berangkat ronda karena memang jadwalnya hari itu.

Jam menunjukkan pukul 22.14 yang berarti sudah memasuki jam ronda sudah lewat sedikit. Sambil berjalan keluar rumah aku menyalakan sebatang rokok menuju pos ronda yang hanya berjarak 2 menit jalan kaki. Aku berjalan pelan-pelan meskipun masih terdengar suara langkah kaki dan gesekan sandal dengan jalan padukuhan.

Sampai pos ronda kulihat belum ada orang, dan karena waktu itu hujan gerimis aku memutuskan berteduh di teras rumah pak Cokro sebelah gardu ronda yang agak luas sambil menikmati rokok.

Tidak berselang lama kulihat pak Wiranto teman satu grup ronda membawa payung berjalan lewat depan rumah pak cokro.

Ajeng ten pundi pak Wiranto?”, tanyaku.

Tapi tidak ada jawaban dari beliau dan berlalu begitu saja. Setelah itu aku mengikuti pak Wiranto agak jauh. Hingga sampai tikungan jalan, Pak wiranto sudah tidak terlihat lagi.

Lho nandi mau pak Wiranto?”, gumamku heran.

Kemudian aku pun memutuskan kembali ke teras rumah pak Cokro. Setelah menunggu sekitar 1 jam tidak ada orang yang datang aku memutuskan pulang. Aku memaklumi malam itu cuaca kurang bersahabat untuk keluar rumah.

Malam berganti dan pagi mulai menyambut. Kubuka jendela kamar dan kulihat halaman depan rumah begitu kotor dengan banyaknya dedaunan. Kemudian aku mengambil sebuah cangkir untuk membuat kopi. Selesai menikmati kopi aku mengambil sapu untuk membersihkan halaman rumah yang tampak kotor.

Tak berselang lama lewat pak Wiranto yang kemudian menyapa.

Monggo pak Dukuh”, sapa pak Wiranto

Nggih monggo, mampir rumiyin pak”, ajakku.

Pak wiranto kemudian berhenti.

Wau dalu ten pundi pak?”, tanyaku

“Lha ora nandi-nandi mas”, jawab pak Wiranto.

“Lha wau dalu jenengan lewat daleme pak Cokro to?”, jawabku meyakinkan.

Mboten, kulo ki mboten ten pundi pundi”, jawabnya

“Waduh terus yang semalam lewat itu siapa?”, gumamku.

Jangan-jangan……….


Jika ada kesalahan penulisan, salah ketik, atau juga kurang tepat dalam penulisannya, beritahu kami melalui komentar atau jika berkenan untuk menghubungi kami melalui halaman contact.


Adhi Wijaya avatar

Bukan blogger tapi ngeblog, bukan programmer tapi suka utak-atik koding.

Support Me
Comment: